Dari sekian banyak perilaku negatif salah satu diantaranya adalah masalah kejahatan seksual. Para pelaku kejahatan ini menggunakan berbagai macam modus dan strategi untuk mencari mangsanya,ada yang menggunakan cara kasar (pemerkosaan), ada juga yang menggunakan cara lembut,dengan mengatas namakan cinta dan agama mereka melampiaskan kebutuhan biologisnya. Merambah dunia asusila ini, dari berbagai media sering muncul kasus-kasus yg heboh.akhir-akhir ini muncul aksi pemerkosaan berantai yang terjadi di Bali,dimana korbannya adalah anak-anak sekolah,baik SD maupun SMA. Jika kita mau mencari informasi kejahatan dari internet dengan mengetik kasus kekerasan seksual,maka akan ribuan hasil informasi yng kita dapat. Itu kjahatan seksual dengan modus pemaksaan/pemerkosaan.
Dalam lensa yang lain,kejahatan sekssual terhadap perempuan dan anak-anak dapat muncul pula dengan modus “kelembutan”,dengan mengatasnamakan cinta,kasih dan sayang,lebuh buruk lg terkadang mengatas namakan agama,misalkan mereka dengan dasar agama mereka melakukan poligami,kawin kontrak,nikah sirri dan lain sebagainya. Dikalangan para kawula muda, kejahatan ini biasanya muncul pada masa-masa berpacaran. Dengan adanya berbagai macam fasilitas yang mendukung leluasanya pergaulan mereka (kawula remaja) maka mereka sangat mudah untuk berinteraksi dan menjalin hubungan. Misalkan melalui media pesawat telekomunikasi (HP), INTERNET (Faccebook,yahoo chat,Mirc dll.).bagi para para remaja yang sudah menjajagi dunia perkuliahan, biasanya didukung fasilitas kos-kosan/kontrakan dalam perjalanan cinta/asmaranya. Memang pada proses awalnya, mereka menjalani hubungan mereka sama-suka,karena ini sifatnya manusiawi,akan tetapi sifat tidak manusiawi akan muncul manakala diantara keduanya kelhilangan kendali,sehingga kebiasan “plus-plus” (yang disakralkan oleh agama dan orang tuwa terdahulu) tak jarang lagi meraka lakukan. Kebiasaan ini kadang terjadi karena janji manis dan rayuan yang datang dari fihak cowo,dengan janji akan menikahi mereka mengajak untuk melakukan hubungan tak wajar. Akan tetapi, suasana berubah ketika faktor alam dan tuntuna sosial menggerogoti sang pelaku,ketatnya persaingan ekonomi, keinginan untuk menjalin hubungan dengan yang lain membuat mereka tak kwasa menepati janji manis mereka, sehingga tinggal air mata yang menemani penyesalan sang cewe. Berawal dari fenomena itu, keputusan yang fatalpun bermunculan, misalkan nekat bunuh diri, aborsi, pembunuhan dan pembuangan bayi, dan tak jarang pula yang nekat menjerumuskan dirinya dalam dunia prostitusi, hal ini dipicu karena rasa frustasi, malu, berdosa dan beban sosial yang lainnya. Sehingga penemuan mayat anak bayi disembarang tempatpun banyak kita dengar dan kita jumpai. Memang tak salah kalo banyak penulis buku dengan penelitiannya dapat menyimpulkan banyak perempuan muda (90,...%)dengan statusnya lajang sudah tidak lagi “berpagar”.
Tapi..............kbanyaka
Yah.....................it
1. semua yang kita lakukan akan kembali pada diri kita,
2. kita juga manusia,yang punya saudara,anak dan cucu. Bisa kita bayangkan…seandainya kejahatan itu menimpa pada diri dan anak kita,
3. jangan pernah menganggap perempuan itu sebagai makhluk lemah,yang bisa kita jadikan sasaran untuk melampiaskan kepuasan kita.,
4. hidup dan nikah bukan sekedar untuk kebutuhan seksual, masih banyak hal positif yang bisa membuat kita lebih berharga.
5. Tuhan mengetahui apa yang kita lakukan, Dia mengetahui semut hitam yang Sangat kecilpun yang ada ditengah kegelapan spekat apapun.
Mungkin sobat semua akan mengatakan……..aq adalah orang yang paling munafik!!!pecundang!!! dan umpatan lainnya, atau mungkin menganggap tulisan ini sebagai lelucon. Tapi aq hanya mencoba percaya pada khalil kibran yang mengatakan “hanya dengan perduli pada diri dan lingkungan kita,yang bisa merubah dunia ini bisa jadi lebih baik”. Sejengkalpun kita melangkah,itu akan lebih baik daripada kita berdiam diri ditempat, sedikit apapun reaksi yang kita lakukan, itu akan lebih baik dari pada kita apatis dan terlena dalam alunan Manis manja group???????????????hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar